
LENSAINDONESIA.COM: Karena depresi dan terhimpit ekonomi, banyak warga Bojonegoro yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Data di Mapolres Bojonegoro menyebutkan, dalam dua bulan terakhir ini yakni bulan Januari hingga Februari 2013 ini korban bunuh diri sudah mencapai 4 orang.
Yang terakhir adalah dilakukan kakek Pardi (70) warga Desa Jelu Kecamatan Ngasem, selang sehari akan menikahkan anaknya, malah nekat bunuh diri , diduga karena himpitan ekonomi untuk biaya nikah anaknya.
Baca juga: Knalpot Blong dan Mercon Dilarang di Malam Tahun Baru dan Gara-gara Stres, Anak Bunuh Ayah Kandungnya di Bojonegoro
Sedangkan pada tahun 2012 yang lalu, kasus bunuh diri di Bojonegoro mencapai angka 22 orang yang melakukannnya, sementara dibanding dengan tahun sebelumnya yakni 2011, jumlah warga Bojonegoro yang bunuh diri berjumlah 19 orang yang melakukannya jadi ada peningkatan .
Kapolres Bojonegoro AKBP. Rakhmad Setyadi akan berkoordinasi dengan Pemkab Bojonegoro dan para tokoh-tokoh agama agar angka bunuh diri tersebut bisa ditekan. Kebanyakan orang yang melakukan bunuh diri karena sakit menahun dan himpitan ekonomi. Sedangkan untuk yang depresi jumlahnya mencapai 70 persen. @hidayat
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D14229901.729e9719ed2fd270aa44908c139e1984%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D40534119.729e9719ed2fd270aa44908c139e1984%3B)